Jumat, 05 Juli 2013

UAS SEJARAH KEBUDAYAAN



KESENIAN RAMPAK BEDUG BANTEN

DERI PRIANA

Seni rampak bedug adalah kesenian tradisional masyarakat pandeglang Banten, seni rampak bedug merupakan titik kulminasi estetik dari tradisi ngadu bedug yang biasa dilakukan warga pada perayaan hari raya iedul fitri atau iedul adha. Perangkat peralatan yang digunakan meliputi : satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan dinamika, sedangkan bedug besar sebagai bass, sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilakukan sambil menabuh. Pola tubuh yang biasa mereka sebut dengan lagu diantaranya :pingping cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.[1]

A.          Pengertian Rampak Bedug

Kata " bedug ' sedah tidak asing lagi bagi telinga bangsa Indonesia. Bedug hampir terdapat disetiap mesjid, sebagai alat atau benda informasi datangnya waktu sholat 5 waktu. Demikian juga dengan seni bedug semacam ngabedug atau ngadulag sudah akrab ditelinga kita. Tapi " Rampak Bedug " akan terasa asing , sebab " Rampak Bedug " hanya tedapat di daerah Banten. Kata " Rampak " mengandung arti " serempak ", juga " banyak " jadi " Rampak Bedug " adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa " banyak " bedug yang di tambuh secara " serempak " sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar.

B.           Maksud dan Fungsi Rampak Bedug

Rampak bedug pertama kali dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, persis seperti seni ngabedug dan ngadulag. Tetapi karena merupakan suatu kreasi seni yang genial dan mengundang perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang layak jual.Rampak Bedug selain berfungsi religi yakni menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan dengan alat - alat memang dirancang para ulama juga memiliki fungsi rekreasi/ hiburan.

C.          Pemain Rampak Bedug dan Fungsinya

Dimasa yang lalu pemain rampak bedug semuanya laki - laki. Tapi, sekarang sama halnya dengan banyak seni lainnya terdiri dari laki - laki dan perempuan. Jumlah pemainnya sekitar 10 orang, laki - laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Adapun fungsi masing - masing pemain sebagai berikut :
  1. Pemain laki - laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang
  2. Pemain perempuan sebagai penabuh bedug
  3. Baik laki - laki maupun perempuan sekaligus sebagai penari
D.          Waditra Rampak Bedug dan Fungsinya
  1. Bedug besar, berfungsi sebagai bass, yang memberi rasa puas ketika mengakhiri suatu bait syair dari lagu
  2. Ting tir, terbuat dari batang pohon kelapa berfungsi sebagai penyelaras irama lagu bernuansa spiritual ( takbiran,shalawatan,marhaban, dll )
  3. Anting caram dan anting karam, terbuat dari pohon jambe dan dililiti kulit gendang, berfungsi sebagai pengiring lagu dan tari
E.     Busana yang dipakai Pemain Rampak Bedug

Busana yang di pakai oleh pemain Rampak Bedug adalah pakaian muslim dan muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan. Pemain laki - laki, misalnya mengenakan pakaian pesilat lengkap dengan sorban khas Banten. Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari - taria tradisional, tapi bercorak kemoderan dan relative religius, misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar dan didalamnya mengenakan celana panjang warna merah sejenis celana panjang pesilat. Bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan ikat pingggang besar . Adapun rambutnya menenakan sejenis sanggul bunga yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang.









http://youtu.be/EpheoiOKzzI


* Mahasiswa Pendidikan Sejarah STKIP Setia Budhi Rangkasbitung (4322310030012)
[1]  baduybantenheritage.blogspot.com, bantenblog.blogspot.com/.../rampak-bedug.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar